GENERAL COUNCIL F.I.C. - Prins Bisschopsingel 22, 6211 JX Maastricht, The Netherlands  Phone: *31 (0) 43 3508373
Thursday, May 9 2024  - 1 User Online  
HOMEGUESTBOOKCONTACT USFORUM 



14.02.2024 19:01:44 411x read.
INSPIRATION
Menghidupi Saat Sekarang (Theo Riyanto FIC)

Menghidupi Saat Sekarang

Ini Sikap penuh iman kepercayaan ini sungguh berpengaruh nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Iman kepercayaan mengajar kita untuk hidup tidak hanya di saat sekarang ini, tetapi juga dari saat sekarang ini dengan menerima segala anugerah rahmat Roh Kudus sesuai dengan kehendak-Nya. Orang yang beriman menyerahkan masa lampaunya kepada kasih kemurahan hati Allah dan tidak takut tentang masa depannya, karena dia memercayakan hal itu sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi. Untuk dapat hidup yang sungguh-sungguh menghidupi saat sekarang ini, kita hendaknya melakukan penjernihan kenangan masa lampau dengan menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah semata, seperti dikatakan oleh Santo Yohanes dari Salib.

Ketakutan adalah anak dari imajinasi yang berlebih-lebihan dibandingkan dengan kenyataan sesungguhnya. Setiap ketakutan dalam arti ini adalah wujud dari kurangnya sikap miskin dan ketergantungan, sebab menolak ketergantungan kita kepada Penyelenggaraan Ilahi. Ketika Yesus mengajak para murid-Nya untuk hidup dengan sungguh menaruh iman kepercayaan kepada Bapa, Dia berkata: “Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat. 6:34).

Kita Dipanggil untuk Menjadi Kudus 31 sering kali seperti para murid yang terbius oleh imajinasi dan kemudian Tuhan Yesus membawanya kembali kepada situasi nyata mereka. Kita pada umumnya tidak suka tergantung pada orang atau pihak lain. Kita lebih suka untuk menyediakan segalanya sendiri, termasuk untuk masa depan kita. Tetapi takut tentang masa depan juga termasuk “dosa” yang melawan kemiskinan. Kita semestinya tidak menimbun kepastian sendiri untuk masa depan. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Kita hendaknya percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi, masa depan kita sepenuhnya ada di tangan Allah, bukan pada tangan kita sendiri.

Ketika kita memahami bahwa Allah adalah Kasih, Allah adalah Pemelihara, yang selalu berkarya: “Bapaku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17), maka kita akan mampu menerima apa yang Dia kerjakan. Menaruh iman kepercayaan kepada Tuhan, bersandar pada Tuhan semata, memusatkan perhatian kepada Tuhan Allah adalah seperti yang dikatakan dalam Matius 9:29: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Dari sikap penuh iman kepercayaan ini kita kemudian semakin mengerti apa artinya diam, tenang, menunggu, sabar, dan membiarkan Tuhan bekerja sesuai dengan cara dan kehendak-Nya.








^:^ : IP 9.9.7.1 : 1 ms   
BROTHERS FIC
 © 2024  http://brothers-fic.org//